
Kapolsek Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan, korban mengarang cerita yang seolah-olah ditangkap dan tiga pelaku akan menyerangnya.
“Itu adalah desain yang bersangkutan. Sampai pemberitahuan lebih lanjut, kami tidak tahan dengan individu yang bersangkutan, kami masih memeriksa keadaan mentalnya. Mereka yang khawatir dalam keluarga tinggal di iklim di mana keluarga muncul, kami ingin fokus juga. Pokoknya kita selidiki apa inspirasinya. Karena dia ogah-ogahan pulang sekitar sore hari,” kata AKBP Ranefli, Rabu, 4 Mei.
DAT mengakui bahwa dia membuat cerita bahwa dia ditangkap karena dia takut pada pasangannya dan orang yang dicintainya. Penjelasannya, DAT pulang tepat waktu sekitar pukul 03.00 WITA.
“Cerita itu dibuat-buat, karena dia keluar dengan teman laki-lakinya dan sampai jam 3 pagi, jadi dia ragu untuk kembali ke rumah mencari cerita atau alasan, agar pasangannya tidak marah,” tambahnya.
“Kami masih meneliti (apakah yang bersangkutan selingkuh). Karena dia sendiri termasuk keluarga, mertua dan lain-lain, kami kesulitan mendapatkan data, jadi kami sangat menginginkan cara yang luar biasa untuk menangani kasus ini. cerita.
Fakta bahwa tidak ada pembajak membuatnya menegaskan. Polisi pun sudah mengamankan pria berinisial GA yang dituding sebagai pelakunya. Belakangan penangkapan itu hanya bohong belaka.
“Karena itu produksi, tidak semua (tiga penghibur) ada di sana. Jadi dari awal dia berubah dengan alasan dia sedang merakit cerita. Awalnya dia bilang tidak, malam sebelumnya kita selidiki lagi di Alasan ada inkonsistensi, kenapa tiga individu, bagaimana satu individu merespon, ya ampun hanya satu individu, katanya,” kata AKBP Ranefli.
Meski DAT yang membuat peristiwa penyitaan tersebut, polisi tetap menyelesaikan siklus untuk mengetahui realitas cerita karena DAT sering memberikan data yang berbeda.
“Interaksinya masih, belum bisa kita tangani. Kita punya BAP dan kita mengarahkan penilaian. Soal yang lain, kita tidak bisa bicara banyak. Selain itu, kita juga ingin memberikan bantuan kepada yang bersangkutan,” ujarnya. .
Lebih lanjut ditegaskan bahwa DAT tidak memiliki masalah psikologis, hanya membutuhkan perawatan mental.
“Ini bukan masalah psikologis. Dia punya rumah yang berantakan dari masa muda, orang tuanya terisolasi, dia dibesarkan oleh kakeknya yang sedang naik daun tapi nanti kita (periksa) dulu karena ada cerita bahwa orang miskin telah diperbaiki yang kita ambil datanya. dari. Namun yang pasti, berita sebelumnya penculikan, palsu,” kata AKBP Ranefli.